Kamis, 29 Mei 2014
Jumat, 07 Maret 2014
Pengalaman Resusitasi Neonatal
Bismillah...
Senin 3 Maret 2014, sekitar jam setengah sepuluh pagi,
datang seorang pasien hendak melahirkan ke klinik bersalin milik mamah di
rumah. Mamah yang sedang bekerja di rumah sakit pun pulang untuk memeriksa
pasien tersebut. Ternyata sudah pembukaan lengkap. Mamah pun langsung masuk ke
kamar bersalin untuk membantu proses persalinan ibu itu.
Belum pernah sekalipun saya membantu persalinan di klinik
mamah. Paling-paling hanya membantu memasang infus atau menyuntik imunisasi
untuk bayi beberapa kali. Selebihnya saya enggan membantu mamah. Cukuplah saat
stase obsgin saja saya berkecimpung dengan urusan itu.
Saat itu, saya sedang liburan di rumah setelah menyelesaikan
UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia) dan tinggal menunggu pengumuman. Pagi itu,
saya sedang merekap data pembeli di toko online saya. Tiba-tiba mamah
memanggil dengan berteriak dari dalam kamar bersalin.
“Sal, sini bantuin mamah.”
Tidak biasanya mamah meminta saya membantu proses
persalinan. Biasanya mamah cukup diasisteni oleh dukun bayi yang memang selalu
dipanggil ketika ada pasien yang hendak melahirkan. Oya, bagi yang belum tahu,
mamah saya itu seorang bidan.
Dengan masih memakai kaos dan celana sirwal 3/4, saya pun
langsung menuju kamar bersalin, ternyata bayinya letak sungsang (yang keluar
bokong duluan, normalnya kepala dulu) dan sudah keburu keluar. Biasanya kalau
letak sungsang, mamah langsung merujuk ke Rumah Sakit sebelum pembukaannya
lengkap. Tapi karena sudah keburu dalam persalinan, mamah berusaha membantu sang
ibu melahirkan bayi tersebut.
Saya lihat kaki sampai bokongnya sudah berhasil dilahirkan.
Namun tangan dan kepalanya belum bisa keluar.
Langganan:
Postingan (Atom)