Social Icons

twitterfacebookgoogle plustumblrrss feedemail

Minggu, 27 Mei 2012

Cerita Koass: Stase Anestesiologi dan Reanimasi


Bismillah...

Prolog

Sekitar 3,5 tahun yang lalu saya datang di kota pelajar ini untuk memulai langkah awal menuntut ilmu menjadi seorang dokter. Tak terasa waktu cepat berlalu, gelar sarjana kedokteran telah saya raih. Kini saya sudah mulai memasuki kehidupan rotasi klinik sebagai dokter muda atau lebih dikenal dengan sebutan koass.

Pembekalan Koass

Kegiatan koass diawali dengan pembekalan dan janji dokter muda pada tanggal 9-11 April 2012. Kegiatan tersebut berisi pemberian kuliah tentang materi-materi umum yang diperlukan saat koass seperti tata tertib, etika, safety, professional behaviour, penjelasan tentang rotasi klinik, dan sebagainya. Juga ada sesi sharing dengan koass 07, dokter, dan perawat tentang kegiatan dan pengalaman koass selama ini.

Pembagian kelompok koass diumumkan diakhir kegiatan pembekalan. Saya tergabung ke dalam kelompok P.12.2. Anggotanya saya, Juju, Chakti, Novika, Aulia, Meida, Yusrina, Osa, Noto, Afiqah, Lee Suan, Mak, dan Aji. Kelompok saya terdiri dari 13 orang, 9 orang dari reguler dan 4 orang dari program internasional. Yang berasal dari Malaysia ada 3 orang. Laki-lakinya cuma ada 4 orang, sisanya perempuan. Kelompok semacam P.12.2 ini disebut kelompok sedang. Kelompok ini berlaku untuk stase sedang seperti anestesi, mata, jiwa, THT, dan sejenisnya. Adapun kalau masuk stase besar seperti anak atau bedah maka 2 kelompok sedang akan digabung menjadi kelompok besar. Di setiap stase pun kelompok ini akan dibagi-bagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 4 orang.


Orientasi Stase

Setelah libur 1 pekan, kelompok saya memasuki stase pertama yaitu stase Anestesiologi dan Reanimasi. Sebenarnya yang ditekankan di stase ini bukan ilmu tentang anestesinya, tapi lebih ke ilmu tentang menangani kedaruratan medis yang akan sangat berguna bagi seorang dokter umum nantinya.

Stase anestesi berlangsung selama 4 pekan mulai dari tanggal 23 April sampai 19 Mei 2012. Tiga hari pertama di Sardjito adalah jadwal orientasi stase. Dalam 3 hari ini, kami dibebankan untuk Tutorial Klinik dan Bed Side Teaching (BST) minimal masing-masing 4 kali. Berbeda dengan jadwal ketika masih pendidikan S1 yang semuanya sudah diatur oleh fakultas, jadwal tutorial dan BST saat koass ini menyesuaikan dengan jadwal konsulen dan residen senior. Jadi kami harus membuat janji terlebih dahulu. Alhasil, kami masih mempunyai hutang beberapa jadwal tutorial dan BST karena tidak semuanya bisa diselesaikan dalam 3 hari awal.

Setelah orientasi stase selama 3 hari yang menurut saya cukup membosankan, kami dipecah menjadi beberapa kelompok kecil. Ada yang tetap stase di sardjito, ada yang pergi ke luar kota. Kelompok kecil saya terdiri dari 3 orang: saya, Mei, dan Juju. Kelompok kecil kami ditugaskan pergi ke Cilacap selama 10 hari. Kelompok lain ada yang ke Banyumas dan Klaten.

Stase Anestesi di Cilacap

Tanggal 25 April 2012 ba’da maghrib, kami bertiga berangkat menuju Cilacap dengan mobil fasilitas dari kampus. Alhamdulillah perjalanan kami lancar walaupun di perjalanan Juju sempat muntah karena tidak tahan dengan jalan yang berkelok-kelok. Setelah menempuh perjalanan selama  4 jam lebih, kami sampai di Cilacap dengan selamat. Kami langsung menuju bagian informasi RSUD Cilacap untuk melaporkan diri. Setelah itu kami dipersilahkan untuk menuju penginapan koass.

Penginapan kami terletak persis di belakang RS. Di penginapan koass laki-laki sudah ada mas Nazar, mas Musthofa, mas Dexa, mas Nash, mas Danu, dan mas Udin. Penginapan koass di Cilacap ini lumayan bagus dan rapih. Terdapat 10 buah tempat tidur, dapur, 2 kamar mandi, serta ruang buat kumpul-kumpul yang dilengkapi dengan TV, dispenser, dan kipas angin. Sayangnya tidak ada AC. Padahal cuaca di Cilacap ini sangat panas. Penginapan ini juga cukup dekat dengan masjid.

Keesokan harinya, Kamis, 26 April 2012, kami bertiga membuat id card kemudian langsung menuju Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Cilacap. Hanya ada satu dokter anestesi di RS ini yaitu dr. Nugroho Wicaksono, Sp.An, M.Kes. Beliaulah yang menjadi pembimbing kami selama kami stase anestesi di Cilacap. Residen yang menemani kami yaitu dr. Windu yang baru datang 3 hari kemudian. Kakak minggu kami yaitu mas Nazar, mbak Lia, dan Susie yang kemudian digantikan dengan mas Yoka dan mbak Gora 3 hari kemudian bersamaan dengan datangnya dr. Windu.

Kegiatan kami sehari-hari di Cilacap dimulai saat visite pre-op malam hari. Visite pre-op bertujuan melihat kondisi pasien untuk menentukan jenis anestesi apa yang nanti akan dilakukan saat operasi. Tugas kami adalah menilai keadaan umumnya, ABCD nya bagaimana, riwayat penyakitnya, melihat hasil pemeriksaan penunjang, menilai adakah kontra indikasi terhadap salah satu teknik atau obat anestesi, menilai kesulitan ventilasi dan intubasi, menilai status ASA pasien, dan menentukan rencana anestesi esok hari. Setelah itu kami tulis hasilnya di rekam medis pasien. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut kami laporkan kepada dr. Windu atau langsung kepada dr. Nurgoho.

Pagi harinya, jika perlu akan dilakukan visite lagi untuk pasien-pasien tertentu. Biasanya sekitar pukul 8 pagi kami sudah ada di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Cilacap untuk melakukan persiapan. Sekitar jam 8.30 biasanya operasi sudah mulai. Di Cilacap, koass diberikan banyak kesempatan melakukan tindakan. Mulai dari intubasi, LMA, mayo, face mask, bagging, masang iv line, kateter, NGT, dll bisa dapat asal kita aktif meminta melakukan tindakan. Oya, berbagilah melakukan tindakan dengan teman sekelompok. Jangan semua tindakan diambil sendiri. Alhamdulillah kelompok kecil saya cukup kompak berbagi melakukan tindakan. Setelah operasi selesai dilakukan, pasien akan dibawa ke Recovery Room (RR) untuk dinilai keadaannya selama beberapa menit. Setelah dinilai cukup stabil, perawat dari bangsal akan menjemputnya.

Total operasi per hari sangat bervariasi, pernah cuma ada 8 operasi, pernah juga sampai lebih dari 20 operasi. Biasanya semua operasi selesai sekitar jam 2 siang. Jika setelahnya tidak ada tutorial dengan dr. Nugroho atau tentiran dengan dr. Windu, kami bisa pulang ke penginapan. Malam harinya baru kami visite pasien lagi untuk operasi besok. Jika ada operasi emergensi a.k.a cyto, beberapa dari kami harus kembali lagi ke IBS untuk bantu-bantu. Kasus yang sering di-cyto-kan adalah SC. Itulah yang membuat kami malas ikut operasi cyto. Teknik anestesi untuk SC adalah Spinal Anestesi Blok (SAB) yang jelas bukan kompetensi koass.

10 Hari yang Sangat Berkesan di Cilacap

Di Cilacap, perawat anestesi dan perawat bedahnya baik-baik. Enak untuk diajak ngobrol dan mau mengajari kami hal-hal yang tidak kami ketahui. Residen anestesinya yaitu dr. Windu juga mau menjelaskan kalau kami tanya. Kadang memberikan materi tambahan juga. Kalau staff di Cilacap, dr. Nugroho, gayanya yang santai tapi menusuk dijamin bakal membuat koass yang beliau tanya-tanya merasa menjadi orang yang bodoh. Walau demikian, beliau tidak ragu mempersilahkan koass melakukan tindakan. Top lah pokoknya.

Hari terakhir di Cilacap, Sabtu, 5 April 2012, kami melakukan refleksi kasus. Kami sekelompok melakukan presentasi mengenai salah satu kasus yang pernah kami tangani. Kami presentasi di ruang pertemuan ICU disaksikan oleh dr. Nugroho, dr. Windu, kakak minggu koass, perawat anestesi D IV, dan perawat D III. Setelah Juju mempresentasikan slide yang telah kami buat, dibukalah sesi tanya jawab. Kelompok kami diberikan pertanyaan yang sebenarnya mendasar oleh dr. Nugroho, tapi tetap saja kami merasa menjadi orang bodoh di hadapan beliau. Hari itu pulalah kami meninggalkan Cilacap untuk kembali ke Jogja.

Overall, koass anestesi di Cilacap ini menyenangkan dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada kami. Saya sangat menikmatinya. Semoga stase-stase berikutnya ada yang ke Cilacap lagi.

Oya, secara umum harga makanan di Cilacap lebih mahal daripada di Jogja. Jadi jangan kaget kalau di Cilacap bubur ayam harganya 8000, nasi goreng pinggir jalan harganya 9000, atau gorengan pisang harganya 1500. Makanan yang paling berkesan di sana ya martabak alaska. Enak banget. Joss pokoknya. Kami sampai ketagihan. Kalau ke Cilacap harus nyobain deh martabak alaska ini.

Di Cilacap juga saya sempat ikut kajian umum 1 kali. Yang jadi pemateri yaitu Ust. Kholid Syamhudi, Lc. Temanya Menggapai Keberkahan Harta. Tempat kajiannya tidak terlalu jauh dari RS. Cukup naik angkot kira-kira 5 menit sudah sampai. Saran saya, ketika koass ke luar kota bawa stok rekaman kajian yang cukup untuk didengarkan. Syukur-syukur bisa bawa laptop+modem jadi bisa streaming radio sunnah online. Jangan sampai jiwa ini merintih karena kekeringan dari siraman ilmu syar’i.

Stase Anestesi di Sardjito

Senin, 7 Mei 2012, kami kembali bertugas di Sardjito. Koass anestesi di Sardjito sebenarnya tidak jauh berbeda dengan di Cilacap. Kegiatannya pun sama: malam atau sore pre-op, pagi sampai siang di ruang OK, kalau ada jadwal jaga ya jaga. Bedanya di Sardjito ada parade pagi mulai jam 06.30. Isinya laporan dari para residen mengenai persiapan tindakan anestesi yang akan dilakukan hari itu. Kadang ada juga residen yang presentasi. Bedanya lagi di Sardjito peralatannya lebih canggih dan residennya sangaaat banyak. Prioritas utama yang melakukan tindakan adalah residen. Jadi pintar-pintarlah berkomunikasi dengan residen supaya diizinkan melakukan tindakan. Jangan sungkan tanya ke residen. Secara umum residen anestesi di Sardjito senang kalau ditanya-tanya sama koass. Jadi kalau masalah materi lebih enak di Sardjito karena banyak yang mengajari kita asalkan kita mau rajin-rajin bertanya. Oya, ada juga kegiatan tambahan yang sebenarnya wajib diikuti koass anestesi di Sardjito yaitu kegiatan olahraga sore bareng residen dan konsulen. Seminggu 4 kali. Olahraganya ada tenis, badminton, dan sepakbola.

Ujian

Kami pun memasuki minggu ke-4 stase anestesi alias minggu terakhir kami di stase ini yang berarti adalah minggu ujian. Ujiannya ada macam-macam. Ada ujian praktek, ujian lisan, dan ujian tulis. Untuk ujian praktek setiap kelompok kecil ditugaskan untuk melakukan tindakan anestesi pada pasien. Sehari sebelum hari H ujian praktek, saya, Mei, dan Juju melakukan visite kepada pasien yang akan kami jadikan bahan ujian nantinya. Kami juga sempat mendapatkan tentiran dari dr. Fri tentang apa saja yang harus kami lakukan nanti. Kami pun sudah berbagi tugas. Saya kebagian melakukan intubasi.

Saat hari H, pasien masuk ruang persiapan, karena belum terpasang infus maka saya pasang terlebih dahulu. Alhamdulillah sukses. Pasien pun masuk ruang OK. Pasien kami posisikan, manset tensi dan pulseoxymetry kami pasang, serta obat dan peralatan kami siapkan. Kami memulai melakukan proses pembiusan. Saya siap di posisi saya dengan facemask yang telah disesuaikan dengan ukuran pasien. Oksigen saya nyalakan. Saya kemudian melakukan pre-oksigenasi. Juju lalu mulai memasukkan midazolam, fentanyl, kemudian propofol. Setelah refleks bulu mata pasien hilang, saya mulai memasang facemask dan melakukan bagging. Setelah ventilasi pasien saya kuasai, rocuronium pun dimasukkan. Saya tunggu selama 3 menit agar onset rocuronium tercapai, kemudian saya melakukan intubasi. Laringoskop saya ambil, dengan tangan kiri kemudian saya masukkan secara perlahan ke mulut pasien, menyusuri bagian kanan lidah pasien sampai terlihat epiglotis. Kemudian laringoskop saya angkat sedikit untuk memvisualisasikan plica vocalis. Saya tekan tyroid pasien dengan tangan kanan untuk membantu visualisasi. Plica vocalis pun terlihat. Kemudian saya masukkan ET ke dalamnya. Setelah itu, dilakukan auskultasi 5 titik pada pasien dan alhamdulillah ET-nya memang benar masuk ke dalam trachea. ET pun difiksasi dengan hypafix. Saya pun tinggal melakukan bagging dan mengontrol kadar agen anestesi inhalasi yang masuk sambil sesekali mengamati monitor. Beberapa saat sebelum operasi selesai dimasukkan ondansetron dan ketorolac. Setelah operasi selesai, saya melakukan ekstubasi sadar. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Kami tidak merasa sedang ujian karena kegiatan yang kami lakukan sudah biasa kami lakukan sehari-hari selama 4 minggu ini.

Ujian selanjutnya yaitu ujian lisan dan ujian tulis. Ujian lisan dengan dr. Jufan, Sp. An hanya seperti ngobrol-ngobrol biasa. Ujian tulisnya pun tidak terlalu menguras pikiran karena soal yang diujikan ternyata sama dengan soal-soal sebelumnya. Ssst... Rahasia lho ini. Haha... Hutang tutorial dan BST juga sudah terpenuhi. Log book pun sudah terisi penuh dan tanda tangan pun sudah lengkap. Alhamdulillah stase anestesi berakhir dengan lancar.

Epilog

Saya sangat menikmati 4 minggu saya koass di stase anestesi ini. Walaupun memang cukup sibuk, alhamdulillah saya diberikan kemudahan untuk menjalaninya. Baru saat koass inilah saya merasa benar-benar mendapatkan feel menjadi seorang dokter. Saya senang ketika pasien mengucapkan terima kasih dengan tulus setelah saya anamnesis atau periksa. Saya senang bisa membangun hubungan kerjasama yang baik dengan sesama koass, dokter, residen, perawat, dll. Semoga 4 minggu di Anestesi ini dapat benar-benar memberikan manfaat bagi saya. Stase selanjutnya yaitu Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).

Tak terasa tulisan saya sudah sebanyak ini. Semoga ada yang benar-benar membaca tulisan ini dan semoga ada manfaat yang dapat diambil dari tulisan ini. Insya Allah di akhir setiap stase akan saya buat tulisan. Semoga Allah memudahkannya...

4 komentar:

  1. Tingkat awal sudah masuk anestesi ya? Gmna pembagian stasenya? ditentukan fakultas yak?
    Btw, ditunggu share di bagian lainnya :D
    Keep posting

    BalasHapus
  2. Pembagian stasenya ditentukan fakultas. Yap, residen anestesinya juga sempat bilang kalau stase anestesi bagusnya di akhir-akhir koass. Tapi ya sudahlah. Toh saya dan teman-teman masih bisa mengikutinya...
    Insya Allah. Semoga dimudahkan membuat postingan2 selanjutnya...

    BalasHapus