Bismillah...
Prolog
Sekitar 3,5 tahun yang lalu saya datang di
kota pelajar ini untuk memulai langkah awal menuntut ilmu menjadi seorang
dokter. Tak terasa waktu cepat berlalu, gelar sarjana kedokteran telah saya
raih. Kini saya sudah mulai memasuki kehidupan rotasi klinik sebagai dokter
muda atau lebih dikenal dengan sebutan koass.
Pembekalan Koass
Kegiatan koass diawali dengan pembekalan
dan janji dokter muda pada tanggal 9-11 April 2012. Kegiatan tersebut berisi
pemberian kuliah tentang materi-materi umum yang diperlukan saat koass seperti
tata tertib, etika, safety, professional behaviour, penjelasan
tentang rotasi klinik, dan sebagainya. Juga ada sesi sharing dengan
koass 07, dokter, dan perawat tentang kegiatan dan pengalaman koass selama ini.
Pembagian kelompok koass diumumkan
diakhir kegiatan pembekalan. Saya tergabung ke dalam kelompok P.12.2.
Anggotanya saya, Juju, Chakti, Novika, Aulia, Meida, Yusrina, Osa, Noto,
Afiqah, Lee Suan, Mak, dan Aji. Kelompok saya terdiri dari 13 orang, 9 orang
dari reguler dan 4 orang dari program internasional. Yang berasal dari Malaysia
ada 3 orang. Laki-lakinya cuma ada 4 orang, sisanya perempuan. Kelompok semacam
P.12.2 ini disebut kelompok sedang. Kelompok ini berlaku untuk stase sedang
seperti anestesi, mata, jiwa, THT, dan sejenisnya. Adapun kalau masuk stase
besar seperti anak atau bedah maka 2 kelompok sedang akan digabung menjadi
kelompok besar. Di setiap stase pun kelompok ini akan dibagi-bagi lagi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 4 orang.
Orientasi Stase
Setelah libur 1 pekan, kelompok saya
memasuki stase pertama yaitu stase Anestesiologi dan Reanimasi.
Sebenarnya yang ditekankan di stase ini bukan ilmu tentang anestesinya, tapi
lebih ke ilmu tentang menangani kedaruratan medis yang akan sangat berguna bagi
seorang dokter umum nantinya.
Stase anestesi berlangsung selama 4 pekan
mulai dari tanggal 23 April sampai 19 Mei 2012. Tiga hari pertama di Sardjito adalah
jadwal orientasi stase. Dalam 3 hari ini, kami dibebankan untuk Tutorial Klinik
dan Bed Side Teaching (BST) minimal masing-masing 4 kali. Berbeda dengan jadwal
ketika masih pendidikan S1 yang semuanya sudah diatur oleh fakultas, jadwal
tutorial dan BST saat koass ini menyesuaikan dengan jadwal konsulen dan residen
senior. Jadi kami harus membuat janji terlebih dahulu. Alhasil, kami masih
mempunyai hutang beberapa jadwal tutorial dan BST karena tidak semuanya bisa
diselesaikan dalam 3 hari awal.
Setelah orientasi stase selama 3 hari
yang menurut saya cukup membosankan, kami dipecah menjadi beberapa kelompok
kecil. Ada yang tetap stase di sardjito, ada yang pergi ke luar kota. Kelompok
kecil saya terdiri dari 3 orang: saya, Mei, dan Juju. Kelompok kecil kami
ditugaskan pergi ke Cilacap selama 10 hari. Kelompok lain ada yang ke Banyumas
dan Klaten.
Stase Anestesi di Cilacap
Tanggal 25 April 2012 ba’da maghrib, kami
bertiga berangkat menuju Cilacap dengan mobil fasilitas dari kampus.
Alhamdulillah perjalanan kami lancar walaupun di perjalanan Juju sempat muntah
karena tidak tahan dengan jalan yang berkelok-kelok. Setelah menempuh perjalanan
selama 4 jam lebih, kami sampai di Cilacap
dengan selamat. Kami langsung menuju bagian informasi RSUD Cilacap untuk
melaporkan diri. Setelah itu kami dipersilahkan untuk menuju penginapan koass.
Penginapan kami terletak persis di
belakang RS. Di penginapan koass laki-laki sudah ada mas Nazar, mas Musthofa,
mas Dexa, mas Nash, mas Danu, dan mas Udin. Penginapan koass di Cilacap ini
lumayan bagus dan rapih. Terdapat 10 buah tempat tidur, dapur, 2 kamar mandi, serta
ruang buat kumpul-kumpul yang dilengkapi dengan TV, dispenser, dan kipas angin.
Sayangnya tidak ada AC. Padahal cuaca di Cilacap ini sangat panas. Penginapan
ini juga cukup dekat dengan masjid.
Keesokan harinya, Kamis, 26 April 2012,
kami bertiga membuat id card kemudian langsung menuju Instalasi Bedah Sentral
(IBS) RSUD Cilacap. Hanya ada satu dokter anestesi di RS ini yaitu dr. Nugroho
Wicaksono, Sp.An, M.Kes. Beliaulah yang menjadi pembimbing kami selama kami
stase anestesi di Cilacap. Residen yang menemani kami yaitu dr. Windu yang baru
datang 3 hari kemudian. Kakak minggu kami yaitu mas Nazar, mbak Lia, dan Susie
yang kemudian digantikan dengan mas Yoka dan mbak Gora 3 hari kemudian
bersamaan dengan datangnya dr. Windu.
Kegiatan kami sehari-hari di Cilacap
dimulai saat visite pre-op malam hari. Visite pre-op bertujuan melihat kondisi
pasien untuk menentukan jenis anestesi apa yang nanti akan dilakukan saat
operasi. Tugas kami adalah menilai keadaan umumnya, ABCD nya bagaimana, riwayat
penyakitnya, melihat hasil pemeriksaan penunjang, menilai adakah kontra indikasi
terhadap salah satu teknik atau obat anestesi, menilai kesulitan ventilasi dan
intubasi, menilai status ASA pasien, dan menentukan rencana anestesi esok hari.
Setelah itu kami tulis hasilnya di rekam medis pasien. Kemudian hasil
pemeriksaan tersebut kami laporkan kepada dr. Windu atau langsung kepada dr.
Nurgoho.
Pagi harinya, jika perlu akan dilakukan
visite lagi untuk pasien-pasien tertentu. Biasanya sekitar pukul 8 pagi kami
sudah ada di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Cilacap untuk melakukan persiapan.
Sekitar jam 8.30 biasanya operasi sudah mulai. Di Cilacap, koass diberikan
banyak kesempatan melakukan tindakan. Mulai dari intubasi, LMA, mayo, face
mask, bagging, masang iv line, kateter, NGT, dll bisa dapat asal kita aktif
meminta melakukan tindakan. Oya, berbagilah melakukan tindakan dengan teman
sekelompok. Jangan semua tindakan diambil sendiri. Alhamdulillah kelompok kecil
saya cukup kompak berbagi melakukan tindakan. Setelah operasi selesai
dilakukan, pasien akan dibawa ke Recovery Room (RR) untuk dinilai
keadaannya selama beberapa menit. Setelah dinilai cukup stabil, perawat dari
bangsal akan menjemputnya.
Total operasi per hari sangat bervariasi,
pernah cuma ada 8 operasi, pernah juga sampai lebih dari 20 operasi. Biasanya
semua operasi selesai sekitar jam 2 siang. Jika setelahnya tidak ada tutorial
dengan dr. Nugroho atau tentiran dengan dr. Windu, kami bisa pulang ke
penginapan. Malam harinya baru kami visite pasien lagi untuk operasi besok.
Jika ada operasi emergensi a.k.a cyto, beberapa dari kami harus kembali lagi ke
IBS untuk bantu-bantu. Kasus yang sering di-cyto-kan adalah SC. Itulah yang
membuat kami malas ikut operasi cyto. Teknik anestesi untuk SC adalah Spinal
Anestesi Blok (SAB) yang jelas bukan kompetensi koass.
10 Hari yang Sangat Berkesan di
Cilacap
Di Cilacap, perawat anestesi dan perawat
bedahnya baik-baik. Enak untuk diajak ngobrol dan mau mengajari kami hal-hal
yang tidak kami ketahui. Residen anestesinya yaitu dr. Windu juga mau
menjelaskan kalau kami tanya. Kadang memberikan materi tambahan juga. Kalau
staff di Cilacap, dr. Nugroho, gayanya yang santai tapi menusuk dijamin bakal
membuat koass yang beliau tanya-tanya merasa menjadi orang yang bodoh. Walau
demikian, beliau tidak ragu mempersilahkan koass melakukan tindakan. Top lah
pokoknya.
Hari terakhir di Cilacap, Sabtu, 5 April
2012, kami melakukan refleksi kasus. Kami sekelompok melakukan presentasi
mengenai salah satu kasus yang pernah kami tangani. Kami presentasi di ruang
pertemuan ICU disaksikan oleh dr. Nugroho, dr. Windu, kakak minggu koass,
perawat anestesi D IV, dan perawat D III. Setelah Juju mempresentasikan slide
yang telah kami buat, dibukalah sesi tanya jawab. Kelompok kami diberikan
pertanyaan yang sebenarnya mendasar oleh dr. Nugroho, tapi tetap saja kami
merasa menjadi orang bodoh di hadapan beliau. Hari itu pulalah kami meninggalkan
Cilacap untuk kembali ke Jogja.
Overall, koass anestesi di Cilacap ini menyenangkan
dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada kami. Saya sangat
menikmatinya. Semoga stase-stase berikutnya ada yang ke Cilacap lagi.
Oya, secara umum harga makanan di Cilacap
lebih mahal daripada di Jogja. Jadi jangan kaget kalau di Cilacap bubur ayam
harganya 8000, nasi goreng pinggir jalan harganya 9000, atau gorengan pisang
harganya 1500. Makanan yang paling berkesan di sana ya martabak alaska. Enak
banget. Joss pokoknya. Kami sampai ketagihan. Kalau ke Cilacap harus nyobain
deh martabak alaska ini.
Di Cilacap juga saya sempat ikut kajian
umum 1 kali. Yang jadi pemateri yaitu Ust. Kholid Syamhudi, Lc. Temanya
Menggapai Keberkahan Harta. Tempat kajiannya tidak terlalu jauh dari RS. Cukup
naik angkot kira-kira 5 menit sudah sampai. Saran saya, ketika koass ke luar
kota bawa stok rekaman kajian yang cukup untuk didengarkan. Syukur-syukur bisa
bawa laptop+modem jadi bisa streaming radio sunnah online. Jangan sampai jiwa
ini merintih karena kekeringan dari siraman ilmu syar’i.
Stase Anestesi di Sardjito
Senin, 7 Mei 2012, kami kembali
bertugas di Sardjito. Koass anestesi di Sardjito sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan di Cilacap. Kegiatannya pun sama: malam atau sore pre-op, pagi sampai
siang di ruang OK, kalau ada jadwal jaga ya jaga. Bedanya di Sardjito ada
parade pagi mulai jam 06.30. Isinya laporan dari para residen mengenai
persiapan tindakan anestesi yang akan dilakukan hari itu. Kadang ada juga
residen yang presentasi. Bedanya lagi di Sardjito peralatannya lebih canggih
dan residennya sangaaat banyak. Prioritas utama yang melakukan tindakan adalah
residen. Jadi pintar-pintarlah berkomunikasi dengan residen supaya diizinkan
melakukan tindakan. Jangan sungkan tanya ke residen. Secara umum residen
anestesi di Sardjito senang kalau ditanya-tanya sama koass. Jadi kalau masalah
materi lebih enak di Sardjito karena banyak yang mengajari kita asalkan kita mau
rajin-rajin bertanya. Oya, ada juga kegiatan tambahan yang sebenarnya wajib
diikuti koass anestesi di Sardjito yaitu kegiatan olahraga sore bareng residen
dan konsulen. Seminggu 4 kali. Olahraganya ada tenis, badminton, dan sepakbola.
Ujian
Kami pun memasuki minggu ke-4 stase
anestesi alias minggu terakhir kami di stase ini yang berarti adalah minggu
ujian. Ujiannya ada macam-macam. Ada ujian praktek, ujian lisan, dan ujian
tulis. Untuk ujian praktek setiap kelompok kecil ditugaskan untuk melakukan
tindakan anestesi pada pasien. Sehari sebelum hari H ujian praktek, saya, Mei,
dan Juju melakukan visite kepada pasien yang akan kami jadikan bahan ujian
nantinya. Kami juga sempat mendapatkan tentiran dari dr. Fri tentang apa saja
yang harus kami lakukan nanti. Kami pun sudah berbagi tugas. Saya kebagian
melakukan intubasi.
Saat hari H, pasien masuk ruang
persiapan, karena belum terpasang infus maka saya pasang terlebih dahulu.
Alhamdulillah sukses. Pasien pun masuk ruang OK. Pasien kami posisikan, manset
tensi dan pulseoxymetry kami pasang, serta obat dan peralatan kami siapkan.
Kami memulai melakukan proses pembiusan. Saya siap di posisi saya dengan
facemask yang telah disesuaikan dengan ukuran pasien. Oksigen saya nyalakan. Saya
kemudian melakukan pre-oksigenasi. Juju lalu mulai memasukkan midazolam,
fentanyl, kemudian propofol. Setelah refleks bulu mata pasien hilang, saya
mulai memasang facemask dan melakukan bagging. Setelah ventilasi pasien saya
kuasai, rocuronium pun dimasukkan. Saya tunggu selama 3 menit agar onset
rocuronium tercapai, kemudian saya melakukan intubasi. Laringoskop saya ambil,
dengan tangan kiri kemudian saya masukkan secara perlahan ke mulut pasien,
menyusuri bagian kanan lidah pasien sampai terlihat epiglotis. Kemudian
laringoskop saya angkat sedikit untuk memvisualisasikan plica vocalis. Saya
tekan tyroid pasien dengan tangan kanan untuk membantu visualisasi. Plica
vocalis pun terlihat. Kemudian saya masukkan ET ke dalamnya. Setelah itu, dilakukan
auskultasi 5 titik pada pasien dan alhamdulillah ET-nya memang benar masuk ke
dalam trachea. ET pun difiksasi dengan hypafix. Saya pun tinggal melakukan
bagging dan mengontrol kadar agen anestesi inhalasi yang masuk sambil sesekali
mengamati monitor. Beberapa saat sebelum operasi selesai dimasukkan ondansetron
dan ketorolac. Setelah operasi selesai, saya melakukan ekstubasi sadar.
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Kami tidak merasa sedang ujian
karena kegiatan yang kami lakukan sudah biasa kami lakukan sehari-hari selama 4
minggu ini.
Ujian selanjutnya yaitu ujian lisan dan
ujian tulis. Ujian lisan dengan dr. Jufan, Sp. An hanya seperti ngobrol-ngobrol
biasa. Ujian tulisnya pun tidak terlalu menguras pikiran karena soal yang
diujikan ternyata sama dengan soal-soal sebelumnya. Ssst... Rahasia lho ini.
Haha... Hutang tutorial dan BST juga sudah terpenuhi. Log book pun sudah terisi
penuh dan tanda tangan pun sudah lengkap. Alhamdulillah stase anestesi berakhir
dengan lancar.
Epilog
Saya sangat menikmati 4 minggu saya koass
di stase anestesi ini. Walaupun memang cukup sibuk, alhamdulillah saya
diberikan kemudahan untuk menjalaninya. Baru saat koass inilah saya merasa benar-benar
mendapatkan feel menjadi seorang dokter. Saya senang ketika pasien
mengucapkan terima kasih dengan tulus setelah saya anamnesis atau periksa. Saya
senang bisa membangun hubungan kerjasama yang baik dengan sesama koass, dokter,
residen, perawat, dll. Semoga 4 minggu di Anestesi ini dapat benar-benar
memberikan manfaat bagi saya. Stase selanjutnya yaitu Stase Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM).
Tak terasa tulisan saya sudah sebanyak
ini. Semoga ada yang benar-benar membaca tulisan ini dan semoga ada manfaat
yang dapat diambil dari tulisan ini. Insya Allah di akhir setiap stase akan
saya buat tulisan. Semoga Allah memudahkannya...
Tingkat awal sudah masuk anestesi ya? Gmna pembagian stasenya? ditentukan fakultas yak?
BalasHapusBtw, ditunggu share di bagian lainnya :D
Keep posting
Pembagian stasenya ditentukan fakultas. Yap, residen anestesinya juga sempat bilang kalau stase anestesi bagusnya di akhir-akhir koass. Tapi ya sudahlah. Toh saya dan teman-teman masih bisa mengikutinya...
BalasHapusInsya Allah. Semoga dimudahkan membuat postingan2 selanjutnya...
sy juga baca lowh,
BalasHapuswow...
BalasHapus